Kata LAITA, saya adopsi dari nama sebuah gerakan yang pernah ada di gereja saya (GKPS) yaitu “Kongsi Laita”, sebuah gerakan swadaya masyarakat Kristen-Simalungun yang didirikan pada tanggal 15 November 1931 di Sondi Raya untuk mengabarkan Injil kepada orang Simalungun yang masih memeluk agama suku. Gerakan ini memberi pengaruh besar pada pertumbuhan gereja GKPS.
Kata "Kongsi" serupa artinya dengan "Parhasomanon" (bahasa Simalungun) atau "Vereeniging" (bahasa Belanda) yang merujuk pada organisasi. Namun tidak ada kewajiban atau iuran bagi anggota sebagaimana organisasi umumnya. Pendanaan bagi setiap kegiatan di dalamnya bersifat swadaya, didorong oleh perasaan berhutang dalam tiap anggota pada saudara-saudaranya yang masih beragama suku.
Kata "Laita" dalam bahasa Simalungun berarti "ayo kita pergi." yang mencerminkan semangat dan dorongan untuk bergerak memberitakan Injil.
Sesuai dengan makna namanya, Kongsi Laita merupakan komunitas yang terdorong untuk memberitakan injil ke pada saudara-saudaranya untuk memberitakan Injil . Semangat penginjilan Kongsi Laita didasarkan pada