Selasa, 30 Agustus 2011

MARTIN LUTHER DAN PENGINJILAN TERHADAP ORANG YAHUDI

Jasa Martin Luther baik sebagai seorang teolog maupun sebagai reformator tidak bisa kita pungkiri. Semua orang Kristen yang mempelajari sejarah gereja pasti akan bertemu dengan tokoh Jerman ini yang dilahirkan pada 1483 dan meninggal pada 1546 di Jerman. Sikap Luther terhadap penginjilan dan misi dalam sejarah teologi menjadi perdebatan yang seru. Para sarjana pada abad-abad yang lalu tidak melihat bahwa Luther memiliki sikap positif terhadap penginjilan, namun sejak Karl Holl menulis makalah berjudul Luther und die Mission (Luther dan Misi)[i] pada 1924, tanggapan para teolog dan misiolog tentang Luther dan misi sedunia mulai lebih positif. Sikap Luther terhadap penginjilan kepada orang Yahudi lebih hangat lagi didiskusikan dalam ilmu teologi oleh karena ia mengalami satu perkembangan dalam pemikiran tentang penginjilan terhadap orang Yahudi. Perkembangan itulah yang akan saya selidiki melalui artikel ini.
Seumur hidupnya Luther menganggap orang Yahudi sebagai sebuah ladang misi yang hadir di tengah-tengah orang Kristen. Kita tidak boleh lupa bahwa ia dilahirkan dan dibesarkan pada abad pertengahan di Jerman yang hanya mengenal satu agama yaitu agama Kristen Katolik. Seluruh lingkungannya dipengaruhi hanya oleh satu agama yang diikuti dan dihayati oleh rakyat di bawah pimpinan gereja dan raja. Orang Eropa pada
zaman itu bertemu dengan penganut agama lain hanya ketika mereka berperang dengan orang Turki yang beragama Islam dan yang mengancam negara-negara Kristen Katolik di Eropa. Itu sebabnya sering kali agama Islam dipandang sebagai agama musuh negara dan agama Kristen di Eropa, serta tidak disukai dan dipahami oleh orang Eropa. Selain orang Turki yang jarang dijumpai rakyat Eropa kecuali waktu perang, mereka bertemu dengan orang Yahudi yang tinggal di tengah-tengah mereka. Biasanya orang Yahudi berkiprah di bidang ekonomi dan perbankan dan banyak di antara mereka yang kaya.
Sebelum Luther, orang Yahudi dipandang sebagai “pembunuh” Kristus dan musuh Allah. Gereja Katolik pun sudah merasa berkewajiban untuk mencapai orang Yahudi dengan Injil, apalagi orang “kafir” ini tinggal di tengah-tengah umat Kristiani.[ii]
Seumur hidup Luther tidak pernah berhenti mendoakan keselamatan abadi orang Yahudi. Walaupun pada akhir hidupnya ia merasa sangat kecewa terhadap orang Yahudi, reformator Jerman ini tidak pernah lupa mendoakan bangsa pilihan Allah tersebut. Tulisannya yang paling tajam melawan orang Yahudi adalah Wider die Juden und ihre Lugen (Melawan Orang Yahudi dan Kebohongan Mereka)[iii] dan Von Schem Hamphoras und vom Geschlecht Christi (Tentang Schem Hamphoras dan Tentang Keturunan Kristus),[iv] yang diakhiri dengan doa syafaat bagi bangsa Allah.

PENILAIAN LUTHER TENTANG PENGINJILAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN DI ANTARA ORANG YAHUDI
Sebelum Luther menasihati pengikut-pengikutnya, ia mengevaluasi cara penginjilan terhadap orang Yahudi yang dilaksanakan oleh gereja Katolik dan ia melihat ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang Kristen sehingga orang Yahudi tidak bisa percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan mereka. Kesalahan-kesalahan itu saya uraikan pada bagian berikut ini.
Orang Yahudi Diperlakukan Kejam oleh Orang Kristen Pada 1519–1521 Luther memberikan kuliah Eksposisi Kitab Mazmur dan menghimbau orang Kristen agar mengasihi orang Yahudi melalui perkataan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan Mazmur 14:7 yang mengatakan bahwa keselamatan datang dari Zion, atau dengan kata lain, dari bangsa Yahudi. Ia juga sekaligus menghimbau orang Yahudi untuk kembali kepada Sang Mesias yang bagi Luther adalah Yesus Kristus. Menurutnya, ada Kristen bidat yang beranggapan bahwa membenci orang Yahudi adalah menyenangkan hati Allah. Dengan sangat tajam ia mengkritik sikap gereja Katolik terhadap orang Yahudi yang menjijikkan baginya. Dalam Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah Seorang Yahudi
Lahiriah)[v] yang ditulis dua tahun sesudah Eksposisi Kitab Mazmur,[vi] ia menjelaskan secara polemik bahwa orang Kristen sama sekali tidak melakukan apa-apa terhadap orang Yahudi. Ia juga mengatakan seandainya ia lahir sebagai orang Yahudi dan mengamatamati orang “goblok” seperti orang Kristen, ia lebih senang menjadi seekor babi daripada seorang Kristen.[vii]
Orang Kristen Tidak Mengasihi Orang Yahudi
Waktu kuliah kedua Eksposisi Kitab Mazmur Luther menyalahkan orang Kristen yang tidak beriman dan “mengikut iblis” oleh karena mereka tidak percaya sungguhsungguh, sehingga bangsa Yahudi belum kembali kepada Allah. Kekejaman dan ketidakadilan telah mengusir orang Yahudi dari iman kepada Mesias dan tidak mengundang mereka melalui kasih, kesabaran dan perhatian agar mereka percaya kepada Yesus Kristus.
Tidak Ada Pemberitaan Kabar Baik
Luther terus-menerus mengeluh bahwa gereja Paus tidak memberitakan kabar baik dengan benar sehingga orang Yahudi tidak bisa bertobat. Walaupun ada beberapa orang Yahudi yang minta dibaptis, gereja tidak pernah memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengar injil. Para petobat dari latar belakang Yahudi dipaksa mengikuti beberapa upacara saja dan tidak diberi kesempatan untuk mendengarkan firman Tuhan.
Perjanjian Lama yang begitu penting di kalangan Yahudi tidak dapat didengar di gereja karena gereja Katolik tidak terfokus pada scriptura (Alkitab).
Sikap Bermusuhan
Menurut Luther alasan utama mengapa orang Yahudi tidak bersedia bertobat adalah karena orang Kristen tidak memperlakukan mereka sebagai manusia melainkan sebagai musuh yang sering disiksa.[viii]
Sikap Orang Kristen Yang Lebih Jelek Daripada Orang Yahudi, Kafir dan Turki
Luther menyimpulkan bahwa umat “Kristiani” jauh lebih jelek daripada orang Yahudi, kafir dan Turki. Alasannya, jika kasih merupakan tanda dan bukti bahwa seseorang menjadi pengikut Kristus, pada dasarnya orang non-Kristen lebih baik daripada orang Kristen. Oleh sebab itu ia dapat mengatakan bahwa orang non-Kristen mengasihi Kristus lebih daripada orang Kristen sendiri.[ix]
Orang Yahudi Dikucilkan dari Masyarakat Eropa
Dalam Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah Seorang Yahudi Lahiriah) yang ditulis pada 1523 Luther menjelaskan ketidakadilan terhadap orang Yahudi di mana masyarakat Eropa tidak mengizinkan mereka bekerja sebagai tukang atau petani dan sering kali mereka dikucilkan dari persekutuan. Dengan demikian orang Yahudi dipaksa bekerja di bidang perbankan dan sering kali mereka membalas dendam dan membebani para peminjam uang dengan bunga yang luar biasa. Masalah ini kerap diangkat untuk membuktikan bahwa orang Yahudi adalah pembohong dan hanya mengambil keuntungan dari orang yang kekurangan dana. Selain itu Luther membela bangsa Yahudi dengan tegas atas tuduhan bahwa mereka mencela hosti di gereja Katolik.[x]

PENEMUAN INJIL SEBAGAI TITIK BERANGKAT UNTUK PENGINJILAN
TERHADAP ORANG YAHUDI
Pada tahun-tahun pertama di mana Reformasi diselenggarakan di Jerman, Luther berpendapat bahwa orang Yahudi bisa bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias jika injil diberitakan dengan benar kepada mereka. Pada permulaan Reformasi di mana kabar baik dari Allah disampaikan dengan baik dan tidak melalui bidat di gereja Katolik, barulah orang Yahudi dapat dan bersedia menerima injil dan kebenaran. Melalui Reformasi dimulailah satu periode sejarah keselamatan yang baru bagi umat Yahudi.[xi]

PERKEMBANGAN SIKAP LUTHER TENTANG PENGINJILAN TERHADAP
ORANG YAHUDI
Luther mengalami satu perkembangan sikap tentang penginjilan terhadap orang Yahudi. Dapat disimpulkan makin muda usianya, makin positif sikapnya terhadap orang Yahudi.[xii] Sebelum tahun 1514 Luther jarang berbicara tentang orang Yahudi, tetapi jika ada ungkapan-ungkapan, Luther sangat positif tentang “bangsa Allah.”
Luther menolak penginjilan paksaan di mana orang Yahudi ditekan dan dipaksa untuk dibaptis dan masuk gereja[xiii] karena dengan pemaksaan hati orang Yahudi tidak terbuka kepada iman yang sebenarnya. Sikapnya yang positif terhadap orang Yahudi mencapai puncaknya dalam buku Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah seorang Yahudi Lahiriah). Saat itu ia sangat mengharapkan orang Yahudi bertobat sesudah injil yang ditemukan kembali melalui Reformasi diberitakan kepada mereka. Ketika Luther mengamati bahwa orang Yahudi tidak membuka diri untuk Sang Mesias ia mulai kecewa terhadap orang Yahudi. Semakin tua ia semakin kecewa dan semakin tajamlah sikap serta pendapatnya terhadap orang Yahudi. Kendati demikian ia tidak pernah membuang pikiran bahwa orang Yahudi perlu diinjili. Penolakannya mencapai puncaknya dalam tulisan yang paling tajam melawan orang Yahudi, Wider die Juden und Ihre Lugen (Melawan Orang Yahudi dan Kebohongan Mereka).[xiv]

KASIH SEBAGAI MOTIVATOR UNTUK PENGINJILAN
Titik berangkat Luther untuk mencapai orang Yahudi adalah kasih terhadap mereka.[xv] Walaupun ia marah atas sikap bermusuhan orang Yahudi terhadap orang Kristen dan injil, ia terus-menerus mendoakan bangsa Yahudi agar mereka tetap mengetahui “kehidupan yang kekal.”

METODE PENGINJILAN
Kasih sebagai motivator utama dalam penginjilan terwujud dalam metode penginjilan yang diterapkan oleh Luther seperti berikut ini:
Tidak Ada Perbedaan Antara Orang Yahudi dan Orang Kafir
Luther dibina dan yakin lewat firman Tuhan bahwa semua manusia statusnya sama rata di hadapan Allah. Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang kafir. Ini dijelaskan dan dibuktikannya dalam Eksposisi Mazmur (1519–1521), yaitu Mazmur 116:11, “Semua manusia pembohong,” atau lewat surat Paulus di Roma 3:9, “. . . baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa.”
Jangan Forsir dan Memaksa Orang Yahudi
Orang Kristen yang memiliki beban untuk menginjili orang Yahudi dihimbau oleh Luther untuk tidak memaksa atau terlalu agresif mendekati “umat Allah dengan kabar baik,” melainkan pelan-pelan menyaksikan kepada mereka tentang hidup yang kekal. Yang paling baik adalah jika kepada mereka disaksikan siapakah Sang Mesias sebenarnya karena Mesias sangat penting bagi orang Yahudi. Dalam hal ini penting untuk membuka wawasan orang Yahudi tentang Yesus Kristus sebagai Mesias dan menanamkan kasih kepada-Nya dalam hati mereka. Pemikiran ini sering ia ulangi dalam kuliah Eksposisi Kitab Mazmur.
Orang Kristen dari Adam Sampai Sekarang
Dalam misiologi dan pengarahan yang ia berikan pada 1523 Luther ingin menjelaskan kepada orang Yahudi bahwa Kristus bukanlah sesuatu yang “baru” dari Perjanjian Baru dibandingkan Perjanjian Lama. Kesaksian Kristus sudah dimulai dengan Abraham dan Adam. Kristus melanjutkan dan menggenapi apa yang Allah sudah mulai melalui Adam dan Abraham di Perjanjian Lama. Luther ingin membawa orang Yahudi kembali kepada iman atau kepercayaan mereka yang sebenarnya. Dengan kata lain, gereja tidak memperkenalkan sesuatu atau seorang yang baru kepada orang Yahudi melainkan mempertemukan mereka dengan puncak sejarah Allah dengan manusia yaitu Mesias yang sangat mereka nantikan.

PERJANJIAN LAMA SEBAGAI TITIK BERTEMU ORANG KRISTEN DAN ORANG
YAHUDI
Luther tidak percaya bahwa orang Kristen atau seorang manusia mana pun mampu membawa orang Yahudi sampai mengenal Yesus Kristus sebagai Mesias. Hal ini hanya bisa dilakukan lewat firman Tuhan. Menurutnya hanya Alkitab yang mampu membawa seorang Yahudi kepada Mesias[xvi] dan berdasarkan firman Tuhan saja (sola scriptura) dapat dibuktikan bahwa orang Yahudi tidak perlu menunggu seorang Mesias lagi karena Mesias sudah datang dalam diri Yesus Kristus.
Kejadian 49:10-12 Membuktikan Bahwa Mesias Sudah Datang
Berdasarkan Kejadian 49:10-12: “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa,” Luther menjelaskan bahwa orang Yahudi salah jika mereka tetap menunggu seorang Mesias karena terbukti di sini bahwa Mesias sudah datang. Sejak Yerusalem dimusnahkan oleh orang Roma bangsa Yahudi tidak memiliki seorang raja lagi. Itu berarti selama 1500 (dihitung dari zaman Luther) tahun tidak ada “tongkat kerajaan” bagi bangsa Yahudi dan mereka tidak memiliki kerajaan atau seorang raja lagi. Dengan demikian nubuatan Yakub leluhur mereka tentang seorang Mesias telah digenapi sebelum Yerusalem dimusnahkan pada 70 AD, berarti Mesias sudah datang sejak 1500 tahun lalu (dari zaman Luther).
Tidak Ada Raja Yang Lebih Besar Daripada Yesus Kristus
Mazmur 2:8; 72:17 dan 89:5 adalah bukti bagi Luther bahwa kerajaan Mesias jauh lebih hebat dan mulia daripada segala sesuatu yang ada sebelumnya. Selain itu, menurut Mazmur 89:5 kerajaan Mesias bersifat kekal sedangkan semua kerajaan yang lain terbatas.
Daniel 9:24-27 Digenapi di dalam Yesus Kristus
Menurut Luther malaikat Gabriel dalam Daniel 9:24-27 berbicara tentang Kristus: “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus (ay. 25). Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan. . . .” Terus-menerus Luther mengeluh oleh karena ada terlalu banyak tafsiran di kalangan Yahudi dan Kristen tentang masa yang
disebutkan dalam ayat-ayat ini.
Baginya, dua hal tidak boleh disangkali oleh orang Yahudi yaitu bahwa di sini malaikat Gabriel berbicara tentang pembangunan kembali kota Yerusalem sesudah pembuangan ke Babel yang terjadi pada zaman Nehemia dan sekaligus teks ini memaksudkan kehancuran Yerusalem oleh Kaisar Titus. Menurut sejarah, Yerusalem tidak dimusnahkan pada periode antara pembangunan kembali kota rajani pada zaman Nehemia dan kehancuran kota melalui Kaisar Titus. Dari sini Luther menarik kesimpulan bahwa Mesias, yang disebutkan malaikat Gabriel, sudah harus datang sebelum kehancuran kota. Menurutnya, orang Yahudi memungkiri fakta ini lewat penafsiran bahwa Mesias yang disebutkan di Daniel 9:25 adalah Koresy, raja Persia.
Kemuliaan Yesus dan Bait Suci Menurut Hagai 2:9
Hagai 2:9 ditafsirkan oleh Luther secara singkat sebagai berikut: Bait Suci terakhir yang jauh lebih mulia daripada Bait Suci yang dibangun oleh Salomo harus dikaitkan dengan ungkapan Yesus di Yohanes 2:21 di mana yang Ia maksud dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri, yang dikaitkan dengan gereja yang berdiri di seluruh dunia. Bagi Luther kemuliaan Yesus Kristus sebagai Mesias mengatasi segala-galanya yang boleh disaksikan oleh bangsa Yahudi lewat Bait Suci yang dibangun oleh Salomo.
Daya Tarik Orang Yahudi Bagi Bangsa-bangsa Lain Pada Akhir Zaman Menurut
Zakharia 8:23
Zakharia 8:23 mengatakan bahwa pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu. Luther minta maaf oleh karena tidak bisa menjelaskan maksud ayat firman Tuhan ini dengan teliti, tetapi yang jelas baginya adalah bahwa masih ada janji-janji besar bagi orang Yahudi.
Juga Bagi Orang Yahudi Tidak Ada Keselamatan Yang Lain Kecuali di dalam Kristus
Seperti sudah dijelaskan Luther dalam kuliah Eksposisi Roma, secara khusus penjelasan tentang Roma 9-11, bahwa orang Yahudi pun hanya dapat diselamatkan melalui Yesus Kristus, ditekankan terus-menerus. Di situ Luther mengutip Mazmur 14:7a, “Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel.” Keselamatan yang tersedia dari Allah di dalam Anak-Nya adalah keselamatan dari Sion yang disebutkan di Mazmur 14:7a dan tersebar dari situ ke seluruh dunia. Keselamatan inilah yang perlu diterima oleh bangsa Israel. Tidak ada jalan lain untuk berkenan di mata Allah selain dari hal ini.
Mesias Disebutkan Allah Sesuai Yeremia 23:6
Di dalam khotbah tentang Yeremia 23:5-6, “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri . . . dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN – keadilan kita.” Bagi semua orang Yahudi yang terpelajar di dalam Perjanjian Lama jelas bahwa Mesias di sini disebutkan Tuhan. Ini berarti Mesias bukan manusia melainkan Tuhan. Sayang sekali, menurut Luther, pikiran orang Yahudi sudah dibengkokkan sehingga mereka lebih percaya kepada tulisan-tulisan rohani seperti Talmud daripada kepada firman Allah sendiri.

PERTOBATAN KETURUNAN ABRAHAM SANGAT PENTING
Ketika Luther berada di benteng Coburg (1530), ia menulis sebuah surat kepada seorang pendeta yang minta nasihat bagaimana pembaptisan seorang gadis Yahudi harus diselenggarakan. Meski sangat sibuk Luther tetap mengambil waktu untuk menjelaskan upacara baptisan seorang gadis Yahudi karena baginya, setiap orang Yahudi yang bertobat kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat amatlah penting. Di dalam suratnya ditekankan bahwa orang yang dibaptis harus percaya kepada Yesus yang sudah bangkit dan tidak sekadar melaksanakan sebuah upacara saja. Itu sebabnya Luther minta pendeta tersebut memperhatikan bahwa gadis ini tidak munafik dan bahwa ia percaya sungguhsungguh. Dalam kaitan dengan baptisan ini ia mengatakan bahwa masih ada “sisa Abraham” yang merupakan milik Kristus.[xvii]

HARAPAN AKAN PERTOBATAN ORANG YAHUDI
Luther terus-menerus mengungkapkan kepada para tamu yang makan di rumahnya bahwa ia tetap berharap orang Yahudi bertobat kepada Kristus. Walaupun tampaknya sangatlah sulit adanya sejumlah besar orang Yahudi yang mau menyerahkan diri kepada Kristus karena belum ada jumlah orang Kristen yang cukup untuk menjadi teladan bagi “keturunan Abraham secara daging.” Keluhan ini ia ulangi pada 1526, di mana ia menyesali belum adanya sejumlah orang Kristen yang cukup untuk membina dan menarik perhatian orang Yahudi kepada Kristus. Namun ia berharap kelak ada waktu di mana banyak orang Yahudi menjadi Kristen oleh karena terang injil sudah mulai “bersinar” di dalam kegelapan.[xviii]
Kita bisa melihat bahwa dari satu segi Luther mengharapkan sejumlah besar orang Yahudi bertobat kepada Kristus, tetapi dari segi lain ia tetap berpikir bahwa orang Yahudi yang meninggalkan kepercayaan lama mereka tetap sedikit. Kedua pendapat ini dapat ditermukan di dalam kuliah dan tulisannya, yang bagi sarjana teologi masa kini keduanya berkontradiksi.
Pada 1526 Luther mengeksegese 4 pasal dari kitab Mazmur untuk menguatkan iman Ratu Mari dari Hungaria, yaitu Mazmur 37, 62, 94 dan 109. Dalam tafsiran tersebut dijelaskan lagi suatu kontradiksi antara harapan akan adanya sejumlah besar petobat dari latar belakang Yahudi dan kenyataan bahwa hanya sedikit orang Yahudi yang menerima Kristus sebagai Mesias. Di sini ia menjelaskan bahwa ketidakpercayaan orang Yahudi kepada Kristus merupakan kutuk di dalam kehidupan mereka. Kendati demikian ia tetap memegang pengharapan adanya sejumlah besar petobat Yahudi. Seumur hidupnya Luther tidak pernah membuang harapan akan adanya orang Yahudi yang masuk Kristen. Walaupun makin tua sikapnya terhadap orang Yahudi makin kritis dan makin negatif, ia tetap berharap bangsa Yahudi mau bertobat oleh karena ia memiliki Allah yang hidup dan tetap dapat membuat mujizat.

ORANG YAHUDI YANG SUDAH BERTOBAT SEBAGAI SAKSI BAGI SESAMA
ORANG YAHUDI
Luther yakin setiap orang Yahudi yang sudah menerima Kristus sebagai Mesias memiliki peranan penting dalam mencapai sesama bangsanya bagi injil. Selain itu mereka juga dapat menjadi saksi bagi semua orang. Ini merupakan satu cara bagaimana bangsa Israel akhir zaman melaksanakan misi sedunia dan menjadi kesaksian yang baik.
PERBEDAAN SIKAP LUTHER SEMASA MUDA DAN SEMASA TUA TERHADAP
PENGINJILAN KEPADA ORANG YAHUDI
Rencana dan strategi penginjilan terhadap orang Yahudi yang diterapkan dalam Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah Seorang Yahudi Lahiriah) pada 1523 tidak terealisir baik pada zaman Luther maupun zaman sebelum Pietisme. Sangat terlihat bahwa ketika usianya masih muda dan setelah tua pendapatnya tentang penginjilan terhadap orang Yahudi sangat berbeda. Walaupun demikian ia tidak pernah membuang pikiran, perintah dan beban untuk mencapai mereka dengan injil dan mempertemukan mereka dengan Sang Mesias. Pada waktu ia masih bergumul dan mencari strategi penginjilan yang paling tepat terhadap orang Yahudi, ia diberi tahu bahwa di daerah Cekoslowakia orang Kristen meninggalkan gereja dan masuk sinagoga, disunat serta memperhatikan hari Sabat. Luther merasa kecewa luar biasa. Itu sebabnya fokus utamanya dalam pergaulan dengan orang Yahudi berganti. Sekarang ia merasa bahwa ia harus membela diri dan mengingatkan orang Kristen agar tidak dibinasakan oleh orang Yahudi.[xix] Sesudah peristiwa ini ia melihat adanya kemiripan antara “Roma” (gereja Katolik) dan sinagoga (orang Yahudi). Kedua-duanya berada di bawah hukuman Allah oleh karena sudah terlalu sering menolak anugerah Tuhan dan tidak percaya firman Tuhan.[xx] Murka Tuhan terhadap orang Yahudi sangat kelihatan oleh karena Allah tidak lagi “berbicara kepada sinagoga.” Tidak ada nubuatan lagi dan tidak ada pengarahan lagi dari Allah yang begitu memperhatikan bangsa Israel.

ORANG YAHUDI SEBAGAI MUSUH YANG HARUS DIWASPADAI
Luther kemudian mencoba sekuat tenaga untuk mengingatkan dan mengarahkan orang Kristen agar tidak disesatkan oleh orang Yahudi. Semakin tua, semakin pahit dan keraslah nada tulisan dan pengarahannya. Menunrutnya, jangan sampai gereja dan orang percaya juga dibawa untuk hidup di bawah kutuk Allah.[xxi] Ia terus-menerus mengungkapkan kekhawatiran akan adanya orang Kristen tertentu yang membuang anugerah (gracia) dan memilih hukum Taurat guna menyelamatkan diri sendiri. Luther mengatakan agar orang Kristen jangan mengambil bagian dalam perbuatan yang jahat dan ajaran yang sesat (2Yoh. 7, 10, 11) serta dalam dosa (1Tim. 5:22). Ia mulai mencurigai orang Yahudi dan tidak lagi terbuka dan bergaul luas dengan mereka.

PERTOBATAN BANGSA YAHUDI PADA AKHIR ZAMAN
Walaupun ketika masih muda Luther sangat mengharapkan dan mendoakan pertobatan bangsa Yahudi, tetapi pada waktu tuanya ia tidak lagi percaya orang Yahudi dapat menemukan Kristus sebagai Mesias. Ia skeptis terhadap mereka karena mereka berusaha menyakinkan orang Kristen agar masuk sinagoga. Selain itu, pergaulan dengan orang Yahudi pun tidak menolong Luther untuk kembali ke sikap positif, sebaliknya ia menulis bahwa ia merasa putus asa dan penginjilan terhadap mereka tidak membawa hasil.[xxii] Walaupun reformator Jerman ini mengungkapkan kekecewaannya namun ia tidak pernah membebaskan gerejanya dari tanggung jawab untuk menginjili orang Yahudi. Ia tetap yakin bahwa pada akhir zaman bangsa Yahudi akan bertobat dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat mereka. Ini diungkapkan berulang kali dalam kuliah eksposisi surat Roma secara khusus pada 1515-1516. Kemudian dalam tulisan Hauspostille (1544) ia menekankan hal ini lagi.

SARAN UNTUK UMAT KRISTIANI
Luther menghimbau agar kita orang Kristen tetap mendoakan bangsa Israel dan penginjilan terhadap orang Yahudi. Walaupun umat Kristiani, terutama bangsa Jerman, banyak berdosa terhadap mereka, orang Kristen tidak dibebaskan dari tuntutan amanat agung untuk memberitakan injil di seluruh dunia termasuk kepada orang Yahudi. Tetapi sampai akhir zaman pertobatan bangsa Yahudi perlu didoakan dan dinantikan sesuai dengan Roma 9-11.



[i] (Der Westen: Gesammelte Aufsaetze, 1928) 234-243.
[ii] Bdk. Walter Holsten, Christliche und Nichtchristliche Religion nach der Auffasssung Luthers
(Gutersloh, 1932) 117.
[iii] Dalam Weimarer Ausgabe, 1543) 53, 541, 22-24 dan 552, 36 dst.
[iv] (Weimarer Ausgabe, 1543) 53, 648, 13-18.
[v] (Weimarer Ausgabe 11) 314-336.
[vi] Operationes Psalmos (5 vols.; Waimarer Ausgabe).
[vii] Dass Jesus Christus 11, 314.
[viii] Bdk. Operationes Psalmos 5, 429, 7-9.
[ix] Ibid. 5, 429, 9-13.
[x] Bdk. Dab Jesus Christus 11, 336-24-27.
[xi] Bdk. Delitzsch (1853) 203.
[xii] Bdk. Rogge (1969) 20.
[xiii] Bdk. Maurer (1953) 39.
[xiv] Wider die Juden 53, 541, 22-24 dan 552, 36 dst. Bdk. Rogge 20.
[xv] Bdk. garis besar dalam tulisan Dass Jesus Christus ein geborener Jude sei (Bahwa Yesus
Kristus adalah Seorang Yahudi).
[xvi] Bdk. Wider die Juden 11, 336, 23-24.
[xvii] Weimarer Ausgabe, Briefe 5, 452, 23 + 24
[xviii] Ibid. 3,102,37-40
[xix] Bdk. Maurer 46-47.
[xx] Ibid. 48.
[xxi] Ibid.
[xxii] Ibid. 45.

Ditulis oleh : Veronika Johanna Elbers, sumber dari internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar