Jasa Martin Luther baik sebagai seorang teolog maupun
sebagai reformator tidak bisa kita pungkiri. Semua orang Kristen yang
mempelajari sejarah gereja pasti akan bertemu dengan tokoh Jerman ini yang
dilahirkan pada 1483 dan meninggal pada 1546 di Jerman. Sikap Luther terhadap
penginjilan dan misi dalam sejarah teologi menjadi perdebatan yang seru. Para
sarjana pada abad-abad yang lalu tidak melihat bahwa Luther memiliki sikap
positif terhadap penginjilan, namun sejak Karl Holl menulis makalah berjudul Luther und die Mission (Luther dan Misi)[i] pada 1924,
tanggapan para teolog dan misiolog tentang Luther dan misi sedunia mulai lebih
positif. Sikap Luther terhadap penginjilan kepada orang Yahudi lebih hangat
lagi didiskusikan dalam ilmu teologi oleh karena ia mengalami satu perkembangan
dalam pemikiran tentang penginjilan terhadap orang Yahudi. Perkembangan itulah
yang akan saya selidiki melalui artikel ini.
Seumur hidupnya Luther menganggap orang Yahudi sebagai
sebuah ladang misi yang hadir di tengah-tengah orang Kristen. Kita tidak boleh
lupa bahwa ia dilahirkan dan dibesarkan pada abad pertengahan di Jerman yang
hanya mengenal satu agama yaitu agama Kristen Katolik. Seluruh lingkungannya
dipengaruhi hanya oleh satu agama yang diikuti dan dihayati oleh rakyat di
bawah pimpinan gereja dan raja. Orang Eropa pada
zaman itu bertemu dengan
penganut agama lain hanya ketika mereka berperang dengan orang Turki yang
beragama Islam dan yang mengancam negara-negara Kristen Katolik di Eropa. Itu
sebabnya sering kali agama Islam dipandang sebagai agama musuh negara dan agama
Kristen di Eropa, serta tidak disukai dan dipahami oleh orang Eropa. Selain orang
Turki yang jarang dijumpai rakyat Eropa kecuali waktu perang, mereka bertemu dengan
orang Yahudi yang tinggal di tengah-tengah mereka. Biasanya orang Yahudi berkiprah
di bidang ekonomi dan perbankan dan banyak di antara mereka yang kaya.
Sebelum Luther, orang Yahudi dipandang sebagai “pembunuh”
Kristus dan musuh Allah. Gereja Katolik pun sudah merasa berkewajiban untuk
mencapai orang Yahudi dengan Injil, apalagi orang “kafir” ini tinggal di
tengah-tengah umat Kristiani.[ii]
Seumur hidup Luther tidak pernah berhenti mendoakan
keselamatan abadi orang Yahudi. Walaupun pada akhir hidupnya ia merasa sangat
kecewa terhadap orang Yahudi, reformator Jerman ini tidak pernah lupa mendoakan
bangsa pilihan Allah tersebut. Tulisannya yang paling tajam melawan orang
Yahudi adalah Wider die Juden und ihre Lugen (Melawan Orang Yahudi dan Kebohongan Mereka)[iii] dan Von Schem Hamphoras und vom Geschlecht Christi (Tentang Schem Hamphoras dan Tentang Keturunan Kristus),[iv] yang
diakhiri dengan doa syafaat bagi bangsa Allah.
PENILAIAN LUTHER TENTANG PENGINJILAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN DI ANTARA ORANG YAHUDI
Sebelum Luther menasihati pengikut-pengikutnya, ia
mengevaluasi cara penginjilan terhadap orang Yahudi yang dilaksanakan oleh
gereja Katolik dan ia melihat ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang
Kristen sehingga orang Yahudi tidak bisa percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan mereka. Kesalahan-kesalahan itu saya uraikan pada bagian berikut ini.
Orang Yahudi Diperlakukan Kejam oleh Orang Kristen Pada 1519–1521 Luther memberikan kuliah Eksposisi
Kitab Mazmur dan menghimbau orang Kristen agar mengasihi orang Yahudi melalui
perkataan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan Mazmur 14:7 yang mengatakan
bahwa keselamatan datang dari Zion, atau dengan kata lain, dari bangsa Yahudi.
Ia juga sekaligus menghimbau orang Yahudi untuk kembali kepada Sang Mesias yang
bagi Luther adalah Yesus Kristus. Menurutnya, ada Kristen bidat yang
beranggapan bahwa membenci orang Yahudi adalah menyenangkan hati Allah. Dengan
sangat tajam ia mengkritik sikap gereja Katolik terhadap orang Yahudi yang
menjijikkan baginya. Dalam Dab Jesus Christus ein Geborener
Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah
Seorang Yahudi
Lahiriah)[v] yang
ditulis dua tahun sesudah Eksposisi Kitab Mazmur,[vi] ia
menjelaskan secara polemik bahwa orang Kristen sama sekali tidak melakukan
apa-apa terhadap orang Yahudi. Ia juga mengatakan seandainya ia lahir sebagai
orang Yahudi dan mengamatamati orang “goblok” seperti orang Kristen, ia lebih
senang menjadi seekor babi daripada seorang Kristen.[vii]
Orang Kristen Tidak Mengasihi Orang Yahudi
Waktu kuliah kedua Eksposisi Kitab Mazmur Luther
menyalahkan orang Kristen yang tidak beriman dan “mengikut iblis” oleh karena
mereka tidak percaya sungguhsungguh, sehingga bangsa Yahudi belum kembali
kepada Allah. Kekejaman dan ketidakadilan telah mengusir orang Yahudi dari iman
kepada Mesias dan tidak mengundang mereka melalui kasih, kesabaran dan
perhatian agar mereka percaya kepada Yesus Kristus.
Tidak Ada Pemberitaan Kabar Baik
Luther terus-menerus mengeluh bahwa gereja Paus tidak
memberitakan kabar baik dengan benar sehingga orang Yahudi tidak bisa bertobat.
Walaupun ada beberapa orang Yahudi yang minta dibaptis, gereja tidak pernah
memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengar injil. Para petobat dari latar
belakang Yahudi dipaksa mengikuti beberapa upacara saja dan tidak diberi
kesempatan untuk mendengarkan firman Tuhan.
Perjanjian Lama yang begitu penting di kalangan Yahudi
tidak dapat didengar di gereja karena gereja Katolik tidak terfokus pada scriptura (Alkitab).
Sikap Bermusuhan
Menurut Luther alasan utama mengapa orang Yahudi tidak
bersedia bertobat adalah karena orang Kristen tidak memperlakukan mereka
sebagai manusia melainkan sebagai musuh yang sering disiksa.[viii]
Sikap Orang Kristen Yang Lebih Jelek Daripada Orang
Yahudi, Kafir dan Turki
Luther menyimpulkan bahwa umat “Kristiani” jauh lebih
jelek daripada orang Yahudi, kafir dan Turki. Alasannya, jika kasih merupakan
tanda dan bukti bahwa seseorang menjadi pengikut Kristus, pada dasarnya orang
non-Kristen lebih baik daripada orang Kristen. Oleh sebab itu ia dapat
mengatakan bahwa orang non-Kristen mengasihi Kristus lebih daripada orang
Kristen sendiri.[ix]
Orang Yahudi Dikucilkan dari Masyarakat Eropa
Dalam Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah Seorang Yahudi Lahiriah)
yang ditulis pada 1523 Luther menjelaskan ketidakadilan terhadap orang Yahudi
di mana masyarakat Eropa tidak mengizinkan mereka bekerja sebagai tukang atau
petani dan sering kali mereka dikucilkan dari persekutuan. Dengan demikian
orang Yahudi dipaksa bekerja di bidang perbankan dan sering kali mereka membalas
dendam dan membebani para peminjam uang dengan bunga yang luar biasa. Masalah
ini kerap diangkat untuk membuktikan bahwa orang Yahudi adalah pembohong dan
hanya mengambil keuntungan dari orang yang kekurangan dana. Selain itu Luther membela
bangsa Yahudi dengan tegas atas tuduhan bahwa mereka mencela hosti di gereja
Katolik.[x]
PENEMUAN INJIL SEBAGAI TITIK BERANGKAT UNTUK
PENGINJILAN
TERHADAP ORANG YAHUDI
Pada tahun-tahun pertama di mana Reformasi
diselenggarakan di Jerman, Luther berpendapat bahwa orang Yahudi bisa bertobat
dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias jika injil diberitakan dengan benar
kepada mereka. Pada permulaan Reformasi di mana kabar baik dari Allah
disampaikan dengan baik dan tidak melalui bidat di gereja Katolik, barulah
orang Yahudi dapat dan bersedia menerima injil dan kebenaran. Melalui Reformasi
dimulailah satu periode sejarah keselamatan yang baru bagi umat Yahudi.[xi]
PERKEMBANGAN SIKAP LUTHER TENTANG PENGINJILAN TERHADAP
ORANG YAHUDI
Luther mengalami satu perkembangan sikap tentang
penginjilan terhadap orang Yahudi. Dapat disimpulkan makin muda usianya, makin
positif sikapnya terhadap orang Yahudi.[xii] Sebelum
tahun 1514 Luther jarang berbicara tentang orang Yahudi, tetapi jika ada
ungkapan-ungkapan, Luther sangat positif tentang “bangsa Allah.”
Luther menolak penginjilan paksaan di mana orang
Yahudi ditekan dan dipaksa untuk dibaptis dan masuk gereja[xiii] karena
dengan pemaksaan hati orang Yahudi tidak terbuka kepada iman yang sebenarnya.
Sikapnya yang positif terhadap orang Yahudi mencapai puncaknya dalam buku Dab Jesus Christus ein Geborener Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah seorang Yahudi Lahiriah).
Saat itu ia sangat mengharapkan orang Yahudi bertobat sesudah injil yang
ditemukan kembali melalui Reformasi diberitakan kepada mereka. Ketika Luther
mengamati bahwa orang Yahudi tidak membuka diri untuk Sang Mesias ia mulai
kecewa terhadap orang Yahudi. Semakin tua ia semakin kecewa dan semakin
tajamlah sikap serta pendapatnya terhadap orang Yahudi. Kendati demikian ia tidak
pernah membuang pikiran bahwa orang Yahudi perlu diinjili. Penolakannya mencapai
puncaknya dalam tulisan yang paling tajam melawan orang Yahudi, Wider die Juden und Ihre Lugen (Melawan Orang Yahudi dan Kebohongan Mereka).[xiv]
KASIH SEBAGAI MOTIVATOR UNTUK PENGINJILAN
Titik berangkat Luther untuk mencapai orang Yahudi
adalah kasih terhadap mereka.[xv] Walaupun
ia marah atas sikap bermusuhan orang Yahudi terhadap orang Kristen dan injil,
ia terus-menerus mendoakan bangsa Yahudi agar mereka tetap mengetahui “kehidupan
yang kekal.”
METODE PENGINJILAN
Kasih sebagai motivator utama dalam penginjilan
terwujud dalam metode penginjilan yang diterapkan oleh Luther seperti berikut
ini:
Tidak Ada Perbedaan Antara Orang Yahudi dan Orang
Kafir
Luther dibina dan yakin lewat firman Tuhan bahwa semua
manusia statusnya sama rata di hadapan Allah. Tidak ada perbedaan antara orang
Yahudi dan orang kafir. Ini dijelaskan dan dibuktikannya dalam Eksposisi Mazmur
(1519–1521), yaitu Mazmur 116:11, “Semua manusia pembohong,” atau lewat surat
Paulus di Roma 3:9, “. . . baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka
semua ada di bawah kuasa dosa.”
Jangan Forsir dan Memaksa Orang Yahudi
Orang Kristen yang memiliki beban untuk menginjili
orang Yahudi dihimbau oleh Luther untuk tidak memaksa atau terlalu agresif
mendekati “umat Allah dengan kabar baik,” melainkan pelan-pelan menyaksikan
kepada mereka tentang hidup yang kekal. Yang paling baik adalah jika kepada
mereka disaksikan siapakah Sang Mesias sebenarnya karena Mesias sangat penting
bagi orang Yahudi. Dalam hal ini penting untuk membuka wawasan orang Yahudi
tentang Yesus Kristus sebagai Mesias dan menanamkan kasih kepada-Nya dalam hati
mereka. Pemikiran ini sering ia ulangi dalam kuliah Eksposisi Kitab Mazmur.
Orang Kristen dari Adam Sampai Sekarang
Dalam misiologi dan pengarahan yang ia berikan pada
1523 Luther ingin menjelaskan kepada orang Yahudi bahwa Kristus bukanlah
sesuatu yang “baru” dari Perjanjian Baru dibandingkan Perjanjian Lama.
Kesaksian Kristus sudah dimulai dengan Abraham dan Adam. Kristus melanjutkan
dan menggenapi apa yang Allah sudah mulai melalui Adam dan Abraham di
Perjanjian Lama. Luther ingin membawa orang Yahudi kembali kepada iman atau
kepercayaan mereka yang sebenarnya. Dengan kata lain, gereja tidak
memperkenalkan sesuatu atau seorang yang baru kepada orang Yahudi melainkan
mempertemukan mereka dengan puncak sejarah Allah dengan manusia yaitu Mesias
yang sangat mereka nantikan.
PERJANJIAN LAMA SEBAGAI TITIK BERTEMU ORANG KRISTEN
DAN ORANG
YAHUDI
Luther tidak percaya bahwa orang Kristen atau seorang
manusia mana pun mampu membawa orang Yahudi sampai mengenal Yesus Kristus
sebagai Mesias. Hal ini hanya bisa dilakukan lewat firman Tuhan. Menurutnya
hanya Alkitab yang mampu membawa seorang Yahudi kepada Mesias[xvi] dan
berdasarkan firman Tuhan saja (sola scriptura) dapat
dibuktikan bahwa orang Yahudi tidak perlu menunggu seorang Mesias lagi karena
Mesias sudah datang dalam diri Yesus Kristus.
Kejadian 49:10-12 Membuktikan Bahwa Mesias Sudah
Datang
Berdasarkan Kejadian 49:10-12: “Tongkat kerajaan tidak
akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya,
sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa,” Luther menjelaskan bahwa orang Yahudi salah jika mereka tetap
menunggu seorang Mesias karena terbukti di sini bahwa Mesias sudah datang.
Sejak Yerusalem dimusnahkan oleh orang Roma bangsa Yahudi tidak memiliki
seorang raja lagi. Itu berarti selama 1500 (dihitung dari zaman Luther) tahun
tidak ada “tongkat kerajaan” bagi bangsa Yahudi dan mereka tidak memiliki
kerajaan atau seorang raja lagi. Dengan demikian nubuatan Yakub leluhur mereka
tentang seorang Mesias telah digenapi sebelum Yerusalem dimusnahkan pada 70 AD,
berarti Mesias sudah datang sejak 1500 tahun lalu (dari zaman Luther).
Tidak Ada Raja Yang Lebih Besar Daripada Yesus
Kristus
Mazmur 2:8; 72:17 dan 89:5 adalah bukti bagi Luther
bahwa kerajaan Mesias jauh lebih hebat dan mulia daripada segala sesuatu yang
ada sebelumnya. Selain itu, menurut Mazmur 89:5 kerajaan Mesias bersifat kekal
sedangkan semua kerajaan yang lain terbatas.
Daniel 9:24-27 Digenapi di dalam Yesus Kristus
Menurut Luther malaikat Gabriel dalam Daniel 9:24-27
berbicara tentang Kristus: “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas
bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk
mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang
kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha
kudus (ay. 25). Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar,
yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada
kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan
enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan
tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam
puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal
tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota
dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai
pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.
Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama
satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban
sembelihan dan korban santapan. . . .” Terus-menerus Luther mengeluh oleh karena
ada terlalu banyak tafsiran di kalangan Yahudi dan Kristen tentang masa yang
disebutkan dalam ayat-ayat ini.
Baginya, dua hal tidak boleh disangkali oleh orang
Yahudi yaitu bahwa di sini malaikat Gabriel berbicara tentang pembangunan
kembali kota Yerusalem sesudah pembuangan ke Babel yang terjadi pada zaman
Nehemia dan sekaligus teks ini memaksudkan kehancuran Yerusalem oleh Kaisar
Titus. Menurut sejarah, Yerusalem tidak dimusnahkan pada periode antara
pembangunan kembali kota rajani pada zaman Nehemia dan kehancuran kota melalui
Kaisar Titus. Dari sini Luther menarik kesimpulan bahwa Mesias, yang disebutkan
malaikat Gabriel, sudah harus datang sebelum kehancuran kota. Menurutnya, orang
Yahudi memungkiri fakta ini lewat penafsiran bahwa Mesias yang disebutkan di
Daniel 9:25 adalah Koresy, raja Persia.
Kemuliaan Yesus dan Bait Suci Menurut Hagai 2:9
Hagai 2:9 ditafsirkan oleh Luther secara singkat
sebagai berikut: Bait Suci terakhir yang jauh lebih mulia daripada Bait Suci
yang dibangun oleh Salomo harus dikaitkan dengan ungkapan Yesus di Yohanes 2:21
di mana yang Ia maksud dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri, yang
dikaitkan dengan gereja yang berdiri di seluruh dunia. Bagi Luther kemuliaan
Yesus Kristus sebagai Mesias mengatasi segala-galanya yang boleh disaksikan
oleh bangsa Yahudi lewat Bait Suci yang dibangun oleh Salomo.
Daya Tarik Orang Yahudi Bagi Bangsa-bangsa Lain Pada
Akhir Zaman Menurut
Zakharia 8:23
Zakharia 8:23 mengatakan bahwa pada waktu itu sepuluh
orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah
seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami
dengar, bahwa Allah menyertai kamu. Luther minta maaf oleh karena tidak bisa
menjelaskan maksud ayat firman Tuhan ini dengan teliti, tetapi yang jelas
baginya adalah bahwa masih ada janji-janji besar bagi orang Yahudi.
Juga Bagi Orang Yahudi Tidak Ada Keselamatan Yang
Lain Kecuali di dalam Kristus
Seperti sudah dijelaskan Luther dalam kuliah Eksposisi
Roma, secara khusus penjelasan tentang Roma 9-11, bahwa orang Yahudi pun hanya
dapat diselamatkan melalui Yesus Kristus, ditekankan terus-menerus. Di situ
Luther mengutip Mazmur 14:7a, “Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi
Israel.” Keselamatan yang tersedia dari Allah di dalam Anak-Nya adalah
keselamatan dari Sion yang disebutkan di Mazmur 14:7a dan tersebar dari situ ke
seluruh dunia. Keselamatan inilah yang perlu diterima oleh bangsa Israel. Tidak
ada jalan lain untuk berkenan di mata Allah selain dari hal ini.
Mesias Disebutkan Allah Sesuai Yeremia 23:6
Di dalam khotbah tentang Yeremia 23:5-6, “Sesungguhnya,
waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan
Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan
melakukan keadilan dan kebenaran di negeri . . . dan inilah namanya yang
diberikan orang kepadanya: TUHAN – keadilan kita.” Bagi semua orang Yahudi yang
terpelajar di dalam Perjanjian Lama jelas bahwa Mesias di sini disebutkan
Tuhan. Ini berarti Mesias bukan manusia melainkan Tuhan. Sayang sekali, menurut
Luther, pikiran orang Yahudi sudah dibengkokkan sehingga mereka lebih percaya
kepada tulisan-tulisan rohani seperti Talmud daripada kepada firman Allah
sendiri.
PERTOBATAN KETURUNAN ABRAHAM SANGAT PENTING
Ketika Luther berada di benteng Coburg (1530), ia
menulis sebuah surat kepada seorang pendeta yang minta nasihat bagaimana
pembaptisan seorang gadis Yahudi harus diselenggarakan. Meski sangat sibuk
Luther tetap mengambil waktu untuk menjelaskan upacara baptisan seorang gadis Yahudi
karena baginya, setiap orang Yahudi yang bertobat kepada Yesus Kristus sebagai
Juru Selamat amatlah penting. Di dalam suratnya ditekankan bahwa orang yang
dibaptis harus percaya kepada Yesus yang sudah bangkit dan tidak sekadar
melaksanakan sebuah upacara saja. Itu sebabnya Luther minta pendeta tersebut
memperhatikan bahwa gadis ini tidak munafik dan bahwa ia percaya
sungguhsungguh. Dalam kaitan dengan baptisan ini ia mengatakan bahwa masih ada “sisa
Abraham” yang merupakan milik Kristus.[xvii]
HARAPAN AKAN PERTOBATAN ORANG YAHUDI
Luther terus-menerus mengungkapkan kepada para tamu
yang makan di rumahnya bahwa ia tetap berharap orang Yahudi bertobat kepada
Kristus. Walaupun tampaknya sangatlah sulit adanya sejumlah besar orang Yahudi
yang mau menyerahkan diri kepada Kristus karena belum ada jumlah orang Kristen
yang cukup untuk menjadi teladan bagi “keturunan Abraham secara daging.”
Keluhan ini ia ulangi pada 1526, di mana ia menyesali belum adanya sejumlah
orang Kristen yang cukup untuk membina dan menarik perhatian orang Yahudi
kepada Kristus. Namun ia berharap kelak ada waktu di mana banyak orang Yahudi
menjadi Kristen oleh karena terang injil sudah mulai “bersinar” di dalam
kegelapan.[xviii]
Kita bisa melihat bahwa dari satu segi Luther
mengharapkan sejumlah besar orang Yahudi bertobat kepada Kristus, tetapi dari
segi lain ia tetap berpikir bahwa orang Yahudi yang meninggalkan kepercayaan
lama mereka tetap sedikit. Kedua pendapat ini dapat ditermukan di dalam kuliah
dan tulisannya, yang bagi sarjana teologi masa kini keduanya berkontradiksi.
Pada 1526 Luther mengeksegese 4 pasal dari kitab
Mazmur untuk menguatkan iman Ratu Mari dari Hungaria, yaitu Mazmur 37, 62, 94
dan 109. Dalam tafsiran tersebut dijelaskan lagi suatu kontradiksi antara
harapan akan adanya sejumlah besar petobat dari latar belakang Yahudi dan
kenyataan bahwa hanya sedikit orang Yahudi yang menerima Kristus sebagai
Mesias. Di sini ia menjelaskan bahwa ketidakpercayaan orang Yahudi kepada
Kristus merupakan kutuk di dalam kehidupan mereka. Kendati demikian ia tetap
memegang pengharapan adanya sejumlah besar petobat Yahudi. Seumur hidupnya
Luther tidak pernah membuang harapan akan adanya orang Yahudi yang masuk
Kristen. Walaupun makin tua sikapnya terhadap orang Yahudi makin kritis dan
makin negatif, ia tetap berharap bangsa Yahudi mau bertobat oleh karena ia
memiliki Allah yang hidup dan tetap dapat membuat mujizat.
ORANG YAHUDI YANG SUDAH BERTOBAT SEBAGAI SAKSI BAGI
SESAMA
ORANG YAHUDI
Luther yakin setiap orang Yahudi yang sudah menerima
Kristus sebagai Mesias memiliki peranan penting dalam mencapai sesama bangsanya
bagi injil. Selain itu mereka juga dapat menjadi saksi bagi semua orang. Ini
merupakan satu cara bagaimana bangsa Israel akhir zaman melaksanakan misi
sedunia dan menjadi kesaksian yang baik.
PERBEDAAN SIKAP LUTHER SEMASA MUDA DAN SEMASA TUA
TERHADAP
PENGINJILAN KEPADA ORANG YAHUDI
Rencana dan strategi penginjilan terhadap orang Yahudi
yang diterapkan dalam Dab Jesus Christus ein Geborener
Jude Sei (Bahwa Yesus Kristus adalah
Seorang Yahudi Lahiriah) pada 1523 tidak terealisir baik pada zaman Luther
maupun zaman sebelum Pietisme. Sangat terlihat bahwa ketika usianya masih muda
dan setelah tua pendapatnya tentang penginjilan terhadap orang Yahudi sangat
berbeda. Walaupun demikian ia tidak pernah membuang pikiran, perintah dan beban
untuk mencapai mereka dengan injil dan mempertemukan mereka dengan Sang Mesias.
Pada waktu ia masih bergumul dan mencari strategi penginjilan yang paling tepat
terhadap orang Yahudi, ia diberi tahu bahwa di daerah Cekoslowakia orang
Kristen meninggalkan gereja dan masuk sinagoga, disunat serta memperhatikan
hari Sabat. Luther merasa kecewa luar biasa. Itu sebabnya fokus utamanya dalam
pergaulan dengan orang Yahudi berganti. Sekarang ia merasa bahwa ia harus
membela diri dan mengingatkan orang Kristen agar tidak dibinasakan oleh orang
Yahudi.[xix] Sesudah peristiwa
ini ia melihat adanya kemiripan antara “Roma” (gereja Katolik) dan sinagoga (orang
Yahudi). Kedua-duanya berada di bawah hukuman Allah oleh karena sudah terlalu
sering menolak anugerah Tuhan dan tidak percaya firman Tuhan.[xx] Murka Tuhan
terhadap orang Yahudi sangat kelihatan oleh karena Allah tidak lagi “berbicara
kepada sinagoga.” Tidak ada nubuatan lagi dan tidak ada pengarahan lagi dari
Allah yang begitu memperhatikan bangsa Israel.
ORANG YAHUDI SEBAGAI MUSUH YANG HARUS DIWASPADAI
Luther kemudian mencoba sekuat tenaga untuk mengingatkan
dan mengarahkan orang Kristen agar tidak disesatkan oleh orang Yahudi. Semakin
tua, semakin pahit dan keraslah nada tulisan dan pengarahannya. Menunrutnya,
jangan sampai gereja dan orang percaya juga dibawa untuk hidup di bawah kutuk
Allah.[xxi] Ia terus-menerus
mengungkapkan kekhawatiran akan adanya orang Kristen tertentu yang membuang anugerah
(gracia) dan memilih hukum Taurat guna menyelamatkan diri
sendiri. Luther mengatakan agar orang Kristen jangan mengambil bagian dalam
perbuatan yang jahat dan ajaran yang sesat (2Yoh. 7, 10, 11) serta dalam dosa
(1Tim. 5:22). Ia mulai mencurigai orang Yahudi dan tidak lagi terbuka dan
bergaul luas dengan mereka.
PERTOBATAN BANGSA YAHUDI PADA AKHIR ZAMAN
Walaupun ketika masih muda Luther sangat mengharapkan
dan mendoakan pertobatan bangsa Yahudi, tetapi pada waktu tuanya ia tidak lagi
percaya orang Yahudi dapat menemukan Kristus sebagai Mesias. Ia skeptis
terhadap mereka karena mereka berusaha menyakinkan orang Kristen agar masuk
sinagoga. Selain itu, pergaulan dengan orang Yahudi pun tidak menolong Luther
untuk kembali ke sikap positif, sebaliknya ia menulis bahwa ia merasa putus asa
dan penginjilan terhadap mereka tidak membawa hasil.[xxii] Walaupun
reformator Jerman ini mengungkapkan kekecewaannya namun ia tidak pernah
membebaskan gerejanya dari tanggung jawab untuk menginjili orang Yahudi. Ia
tetap yakin bahwa pada akhir zaman bangsa Yahudi akan bertobat dan menerima
Kristus sebagai Juru Selamat mereka. Ini diungkapkan berulang kali dalam kuliah
eksposisi surat Roma secara khusus pada 1515-1516. Kemudian dalam tulisan Hauspostille (1544)
ia menekankan hal ini lagi.
SARAN UNTUK UMAT KRISTIANI
Luther menghimbau agar kita orang Kristen tetap
mendoakan bangsa Israel dan penginjilan terhadap orang Yahudi. Walaupun umat
Kristiani, terutama bangsa Jerman, banyak berdosa terhadap mereka, orang
Kristen tidak dibebaskan dari tuntutan amanat agung untuk memberitakan injil di
seluruh dunia termasuk kepada orang Yahudi. Tetapi sampai akhir zaman
pertobatan bangsa Yahudi perlu didoakan dan dinantikan sesuai dengan Roma 9-11.
[i]
(Der Westen: Gesammelte Aufsaetze, 1928) 234-243.
(Gutersloh, 1932) 117.
[iv]
(Weimarer Ausgabe, 1543) 53, 648, 13-18.
[v]
(Weimarer Ausgabe 11) 314-336.
[ix]
Ibid. 5, 429, 9-13.
[xi]
Bdk. Delitzsch (1853) 203.
[xii]
Bdk. Rogge (1969) 20.
[xiii]
Bdk. Maurer (1953) 39.
Kristus adalah Seorang Yahudi).
[xviii]
Ibid. 3,102,37-40
[xix]
Bdk. Maurer 46-47.
[xx]
Ibid. 48.
[xxi]
Ibid.
[xxii]
Ibid. 45.
Ditulis oleh : Veronika Johanna Elbers, sumber dari internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar